1

Sejarah Persamaan Keadaan


Hukum Boyle (1662)
Hukum Boyle mungkin adalah pernyataan paling awal dari persamaan keadaan. Pada 1662, fisikawan dan kimiawan ternama Irlandia,  Robert Boyle, melakukan serangkaian percobaan menggunakan tabung gelas bentuk-J yang ujung bagian pendeknya tertutup.   Air raksa ditambahkan ke dalam tabung, memerangkap sejumlah tetap gas di ujung tabung yang pendek dan tertutup.  Kemudian perubahan volume gas diukur dengan teliti seiring ditambahkannya air raksa sedikit demi sedikit ke dalam tabung. Tekanan gas kemudian dapat ditentukan dengan menghitung perbedaan ketinggian air raksa di bagian pendek tabung yang tertutup dan bagian panjang tabung yang terbuka. Melalui percobaan ini, Boyle mencatat bahwa perubahan volume gas berbanding terbalik dengan tekanan. Bentuk matematikanya dapat dituliskan sebagai berikut:
Persamaan di atas juga dapat dihubungkan dengan Edme Mariotte dan kadang disebut sebagai Hukum Mariotte. Namun pekerjaan Mariotte tidak dipublikasikan hingga tahun 1676

Hukum Charles atau Hukum Charles dan Gay-Lussac (1787)


Pada 1787, fisikawan Perancis, Jacques Charles menemukan bahwa oksigen, nitrogen, hidrogen, karbon dioksida, dan udara memuai ke tingkat yang sama pada interval temperatur yang sama, pada lebih dari 80 kelvin. Kemudian, pada 1802, Joseph Louis Gay-Lussac mempublikasikan hasil percobaan yang sama, mengindikasikan adanya hubungan linear antara volume dan temperatur:

1

JENIS-JENIS SISTEM TERMODINAMIKA

Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan:

1.    Sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan. Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.

Gambar . Contoh SistemTerisolasi

Sistem yang tidak mengakibatkan terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam termos. Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.
            Termos Pada alat rumah tangga tersebut terdapat aplikasi hukum I termodinamika dengan sistem terisolasi. Dimana tabung bagian dalam termos yang digunakan sebagai wadah air, terisolasi dari lingkungan luar karena adanya ruang hampa udara di antara tabung bagian dalam dan luar. Maka dari itu, pada termos tidak terjadi perpindahan kalor maupun benda dari sistem menuju lingkungan maupun sebaliknya.2. Mesin kendaraan bermotor Pada mesin kendaraan bermotor terdapat aplikasi termodinamika dengan sistem terbuka. Dimana ruang didalam silinder mesin merupakan sistem, kemudian campuran bahan bakar dan udara masuk ke dalam silinder, dan gas buang keluar sistem melalui knalpot.

0

PENGERTIAN SISTEM TERMODINAMIKA

Thermodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesific membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi.
Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik dari matahari, dan dibumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin, gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses didalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input energi kimia dalam maka nan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita.

0

Syarat- Syarat Termometri


Untuk mengukur temperatur suatu benda dapat digunakan zat yang sifat fisisnya (thermometric property-nya) dapat berubah karena perubahan temperatur. Diharapkan perubahan sifat fisis ini semaksimal mungkin dapat menunjukkan perubahan-perubahan temperatur yang sekecil mungkin. Oleh sebab itu, dalam pengukuran temperatur (termometri) dengan menggunakan perubahan sifatfisis suatu zat diperlukan syarat-syarat termometri sebagai berikut.
1.   Zat yang digunakan,
2.   Sifat fisis zat (thermometricproperty), dan
3.   Tingkatan kuantitatif yang menyatakan besar kecilnya temperatur.
Ketigasyarat termometriini salingkait mengait sulit untuk dipisahkan. Sifat fisis tergantung pada zat yang digunakan, sedangkan batas-batas ukuran kuantitatif yang dapat dicapai termometer bergantung kepada zat dan sifat fisis zat yang digunakan. Oleh sebab itu, dalam pembuatan termometer harus diperhatikan ketiga syarat termometri tersebut. Adapun zat yang sering digunakan dalam pengukuran temperatur (termometri) antara lain:
1.   zat padat, misalnya: platina dan alumel.
2.   zat cair, misalnya:airraksa (raksa)danalkohol.
3.   zat gas, misalnya: udara,zat air, dan zat lemas.
Sifat-sifat fisis zat yang sering digunakan dalam pengukuran temperatur (termometri) antara lain:
1.   perubahan volume gas.
2.   perubahan tekanan gas.
3.   perubahan panjang kolom cairan.
4.   perubahan harga hambatan listrik atau hambatan jenis.
5.   perubahan gaya gerak listrik.
6.   perubahan harga kuat arus listrik.
7.   perubahan intensitas cahaya karena perubahan temperatur.
8.   perubahanwarna zat.
9.   perubahan panjang dua logamyang berlainan jenisnya.

0

Termometri


Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.

Agardapat dilakukan pengukuran secara kuantitatif,termometerperlu dilengkapi dengan skala. Bagaimanacaranyamembubuhi skala padatermometer?Apapertimbangan fisisnya?

3

Hukum Termodinamika ke-Nol

Hukum ke-nol termodinamika berbunyi : ” Jika 2 buah benda berada dalam kondisi kesetimbangan termal dengan benda yang ke 3, maka ketiga benda tersebut berada dalam kesetimbangan termal satu dengan lainnya” . Untuk lebih memahami tentang isi hukum ke 0 termodinamika, maka bunyi hukum ini dapat ditulis ulang dengan kata-kata yang lebih sederhana yaitu  Jika benda A mempunyai temperatur yang sama dengan benda B dan benda B mempunyai temperatur yang sama dengan benda C maka temperatur benda A akan sama dengan temperatur benda C atau disebut ketiga benda (benda A, B dan C) berada dalam kondisi kesetimbangan termal. Kondisi ini dapat digambarkan sebagai berikut:


Gambar 1 kesetimbangan termal antara benda A, benda B dan benda C

0

Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor dalam Kehidupan Sehari-hari

 Penerapan Prinsip Perpindahan Kalor dalam Kehidupan Sehari-hari
Kita dapat mengetahui bahwa ternyata banyak peralatan yang memanfaatkan sifat perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.Selain pemanfaatan perpindahan kalor, pencegahan perpindahan kalor juga digunakan untuk beberapa alat dan sistem. Adapun contoh pemanfaatan perpindahan kalor sebagai berikut:
1.            Panel Surya
Panel surya adalah alat yang menyerap kalor radiasi matahari. Kalor dari matahari akan diserap oleh permukaan hitam lalu dihantarkan secara konduksi melalui logam. Selanjutnya kalor dipindahkan ke bagian system pemanas air yang terhubung.
2.            Termos Panas
Pada termos, perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi dicegah sehingga air panas tetap panas dan air ding in tetap dingin. Termos dibuat dari tabung kaca berlapis yang permukaan dalamnya dibuat mengkilat dengan merupakan penyerap dan pemancar kalor yang buruk sehingga mencegah kalor masuk atau keluar dari teras.Tabung kaca untuk mencegah perpindahan secara konduksi, dinding luar termos dibuat dari kaca menqkilat berlapis perak untuk menghalangi perpindahan kalor secara radiasi.Di antara lapisan kaca terdapat ruang hampa udara untuk mencegah perpindahan kalor secara konveksi dan konduksi dari dinding kaca ke dinding kaca luar.Selain itu termos juga disumbat dengan bahan isolator untuk mencegah terjadlnya perpindahan kalor secara konduksi pada permukaan air.

3.            Rumah Kaca
Rumah kaca merupakan bangunan yang tertutup dengan lingkungan yang dapat dikendalikan.Dinding dan atapnya terbuat dari kaca atau plastik.Pada hari panas, radiasi matahari dengan panjang gelombang pendek masuk menembus kaca dan kemudian diserap oleh tanah dan tanaman di dalamnya.Kondisi ini menyebabkan tanah dan tanaman di dalamnya memancarkan kembali kalor yang diterimanya dalam bentuk radiasi inframerah dengan panjang gelombang yang lebih panjang.Energi ini tidak dapat menembus kaca sehingga terperangkap di dalam rumah.

0

KALORIMETRI DAN KALORIMETER


a.       Pengertian dan Prinsip Kerja Kalorimetri dan Kalorimeter
Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor. Kata kalorimetri berasal dari bahasa latin yaitu calor yang berarti panas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kalorimetri adalah pengukuran kuantitas dari perubahan kalor. Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan calorimeter. Kata kalorimetri berasal dari bahasa Latin yaitu calor, yang berarti panas.
Kalorimeter adalah alat untuk mengukur panas dari reaksi yang dikeluarkan. Kalorimetri adalah pengukuran kuantitas perubahan panas. Kalorimeter digunakan untuk menghitung energi dari makanan dengan membakar makanan dalam atmosfer dan mengukur jumlah energi yang meningkat dalam suhu kalorimeterSebagai contoh, jika energi dari reaksi eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah panas yang ditambahkan.

Pengukuran kalorimetri suatu reaksi dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut kalorimeter.Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat penghantar yang dimasukkan ke dalam air suling.Pada waktu bergerak dalam kawat penghantar (akibat perbedaan potensial) pembawa muatan bertumbukan dengan atom logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan kecepatan konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan akan menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu energi kalor.

0

Azas Black

Teori kalorik menyatakan bahwa setiap benda mengandung sejenis zat alir (kalorik) yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Teori ini diperkena lkan oleh Antoine Lavoiser.

Teori ini juga menyatakan bahwa benda yang suhunya tinggi mengandung lebih banyak kalor dari pada benda yang suhunya rendah. Ketika kedua benda disentuhkan, benda yang suhunya tinggi akan kehilangan sebagian kalor yang diberikan kepada benda bersuhu rendah. Akhirnya para ilmuwan mengetahui bahwa kalor sebenarnya merupakan ssalah satu bentuk energi. Karena merupakan energi maka berlaku prinsip kekekalan energi yaitu bahwa semua bentuk energi adalah ekivalen (setara) dan ketika sej umlah energi hilang, proses selalu disertai dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam bentuk lainnya. Kekekalan energi pada pertukaran kalor pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Inggris Joseph Black dengan pernyataan : kalor yang dilepaskan oleh air panas (Qlepas) sama dengan kalor yang diterima air dingin (Q terima). Secara matematis pernyataan tersebut dapat ditulis dengan :

0

Perubahan Fasa

Apabila suatu zat padat dipanaskan terus-menerus pada tekanan tetap maka temperaturnya akan naik terus sampai pada suatu harga temperatur tertentu di mana temperaturnya menjadi konstan. Pada temperatur konstan tersebut kalor yang diserap zat dipergunakan seluruhnya untuk melakukan perubahan wujud (transformasi fasa).  Temperatur zat akan naik lagi apabila seluruh massa zat sudah berubah wujudnya. Perubahan wujud zat secara kematis dapat digambarkan sebagai berikut:
Proses disebut melebur (meleleh) yaitu perubahan zat padat ke cair, dan kebalikannya  disebut membeku.  Proses 3  disebut mendidih yaitu perubahan zat dari cair ke uap dan kebalikkannya Proses 4  di sebut mengembun. Proses   adalah proses kenaikan temperatur zat (dalam bentuk cairnya) secara isobarik dari titik leburnya (Tm) sampai dengan titik didihnya (Tb).  Ada beberapa zat yang di dalam pengamatan kita zat tersebut dapat berubah wujud dari padat langsung menjadi uap, misalnya pada kapur barus ). Hal ini disebabkan karena titik beku dan titik didihnya mempunyai harga yang berdekatan, sehingga bentuk cair dari zat tersebut tidak sempat teramati. Perubahan zat dari padat ke uap disebut sublimasi.

0

Perpindahan Kalor

Ada tiga cara perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi:

1 Konduksi

Perpindahan konduksi terjadi dalam suatu bahan karena adanya perbedaan temperatur didalam bahan tersebut. Moda ini dapat terjadi didalam semua zat tapi paling sering diasosiasikan dengan zat-zat padat. Moda ini diekspresikan secara matematis melalui hukum perpindahan kalor fourier, yang untuk bidang satu dimensi memiliki bentuk:
Perpindahan kalor secara konduksi dapat terjadi dalam dua proses berikut.
1. Jika suatu benda mendapat energi panas maka energi panas tersebut digunakan untuk menggetarkan partikel-partikel benda tersebut.  Pemanasan pada satu ujung benda menyebabkan partikel-partikel pada ujung itu bergetar lebih cepat dan suhunya naik. Partikel-partikel yang bergetar mempunyai energi kinetik lebih besar ini, memberikan sebagian energi kinetiknya kepada partikel tetangganya melalui tumbukan sehingga partikel tetangga bergetar dengan energi kinetik lebih besar pula. Setelah itu partikel tetangga ini memindahkan energi ke partikel tetangga berikutnya.  Begitu seterusnya sampai proses pemindahan energi ke bagian ujung benda yang suhunya rendah. Proses perpindahan kalor seperti ini berlangsung lambat karena untuk memindahkan lebih banyak kalor diperlukan beda suhu yang tinggi di antara kedua ujung.

0

Konsep Kalor

Sampai pada abad ke 19, orang percaya bahwa kalorik adalah suatu zat bahan (material substance)  yang terdapat pada setiap benda.  Setiap benda yang bersuhu lebih tinggi  mempunyai kalorik yang lebih banyak daripada benda lainnya yang bersuhu lebih rendah.  Bila dua benda mempunyai suhu yang berbeda disentuhkan, benda yang kalornya lebih banyak akan memberikan kalornya kepada benda yang lebih sedikit kalornya sehingga kedua benda pada akhirnya akan memiliki suhu yang sama.  Akan tetapi, konsep kalor sebagai sebuah zat yang jumlah seluruhnya tetap konstan tidak mendapat dukungan ekserimen.  Namun demikian, kita masih dapat menjelaskan bahwa ada “sesuatu” yang berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah.  Sesuatu ini disebut kalor.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rumford dan Joule ditemukan bahwa kalor adalah sebuah energi bukan sebuah zat.

Jumlah energi yang dipindahkan dari sistem ke lingkungannya akibat perbedaan suhu ini dapat kita simbolkan dengan .  Perpindahan kalor masuk yang masuk ke dalam sistem, atau dengan kata lain menyerap kalor, maka diperi tanda positif.  Sedangkan perpindahan kalor ke luar sistem atau bisa disebut sistem melepas / membuang kalor diberi tanda negatif.

0

Kalor

Pada awalnya kalor dianggap sebagai zat alir (fluida) tanpa bobot dan tidak dapat dilihat. Kalor timbul jika ada bahan yang dibakar. Kalor dapat berpindah dari benda yang satu ke benda lainnya dengan cara konduksi, konveksi, dan atau radiasi.
Pengalaman Count Rumford dan Sir James Prescott Joule dalam pengeboran laras meriam dan percobaan-percobaannya dapat disimpulkan bahwa energi mekanik terus menerus berubah wujudmenjadi kalor. Ini berarti ada kesetaraan antara energi mekanik dengan kalor. Dalam percobaannya Joule menemukan, bahwa 4,186 joule (J) setara dengan 1 kalori. Jadi 1,000 kal = 4,186 J.
Proses perubahan energi mekanik menjadi kalor merupakan salah satu contoh adanya azas ketetapan energi. Sebaliknya, kalor dapat diubah menjadi energi mekanik. Jadi, kalor merupakan salah satu bentuk energi.
Dalam hal ini, kalor dapat dibedakan dua konsep pokok, yaitu:
1. rasa kepanasan (hot) yang disebut temperatur atau suhu.
2. besaran yang dapat menyebabkan adanya perubahan temperatur yang disebut kalor (heat)
(Diktat Kalor dan Termodinamika : 4)

0

Syarat Euler dan Dalil Rantai

Telah dijelaskan, bahwa ada fungsi yang benar-benar ada (existing) dan ada fungsi yang benar-benar tidak ada. Jika fungsi x = x (y, z) merupakan fungsi yang benar-benar ada dan dapat didiferensialkan dengan baik (differensiable), maka urutan pendiferensialan (diferensiasi) tidak menjadi masalah. Artinya,

(∂ 2 x / ∂y ∂z) z, y = (∂ 2 x / ∂z ∂y) y, z atau
(∂M / ∂z)y  =  (∂N / ∂y)z . ……………………………. (1.4)

Persamaan I.4 dikenal sebagai syarat Euler.
Jadi, syarat Euler merupakan syarat yang diperlukan untuk membuktikan bahwa fungsi x = x (y, z) merupakan fungsi yang benar-benar ada. Dapat pula dinyatakan, diferensial total suatu fungsi yang benar-benar ada (yang memenuhi syarat Euler) adalah diferensial eksak.

Jika fungsi x = x (y, z), maka dx = (∂x / ∂y)z dy + (∂x / ∂z)y dz. Fungsi ini dapat dilihat sebagai fungsi y = y (x, z) dengan dy = (∂y / ∂x)z dx + (∂y / ∂z)x dz. Jika dy disubstitusikan ke dx di atas diperoleh:

dx = (∂x / ∂y)z {(∂y / ∂x)z dx + (∂y / ∂z)x dz} + (∂x / ∂z)y dz atau

dx = {(∂x / ∂y)z (∂y / ∂x)z } dx + {(∂x / ∂y)z (∂y / ∂z)x + (∂x / ∂z)y } dz yang
berlaku untuk setiap dx dan dz. Hal ini terpenuhi jika :

1. {(∂x / ∂y)z (∂y / ∂x)z } = 1 atau (∂x / ∂y)z  = {1 / (∂y / ∂x)z } …………………..(1.5)


2. {(∂x / ∂y)z (∂y / ∂z)x + (∂x / ∂z)y } = 0 atau

{(∂x / ∂y)z (∂y / ∂z)x  (∂z / ∂x)y} =  -1 ……………………………………………(1.6)

Persamaan I.6 dikenal sebagai dalil rantai atau aturan rantai atau “chine rule”.

Dalam Termodinamika konsep diferensial total, diferensial parsial, diferensial eksak, dan diferensial tak eksak sangat diperlukan. Pemaknaan dari keempat bentuk diferensial ini sangat bergantung pada keaadaan sistem, koordinat sistem, atau variabel sistem termodinamis. Oleh karena itu, Mahasiswa harus faham benar mengenai pengertian-pengertian dan pemaknaan diferensial dalam Termodinamika.

Sebagai teladan, perhatikan keadaan gas yang ada dalam bejana yang dilengkapi dengan pengisap (piston) seperti gambar I.1. berikut.



GAS

Gambar 1.1 : Gas dalam Bejana yang Dilengkapi dengan Piston

Gambar I.1 melukiskan keadaan gas yang ada dalam bejana dengan volume V, tekanan p, temperatur T, dan jumlah partikel N . Jika bejana tidak bocor, maka jumlah partikel gas (N) harganya selalu tetap. Besaran p, V, dan T saling berhubungan. Eksperimen menunjukkan, jika dua besaran menjadi variabel bebas, maka satu besaran lainnya menjadi variabel terikat. Hubungan ini dapat dinyatakan dalam bentuk implisit berikut.


f (p, V, T) = 0 ……………………………………. (1.7)

Bentuk eksplisitnya ada tiga, yaitu:
(a). p = p (V, T).   (b). V = V (p, T).  (c). T = T (p, V). …………………….. (1.8)

Bentuk diferensialnya ada tiga, yaitu persamaan 1.9. (a), (b), dan (c) berikut.

 (a). dp = (∂p / ∂V)T dV + (∂p / ∂T)V dT

 (b). dV = (∂V / ∂p)T dp + (∂V / ∂T)p dT

 (c). dT = (∂T / ∂p)V dp + (∂T / ∂V)p dV

Makna fisis dari persamaan 1.9. (a) dapat dijelaskan sebagai berikut.

(1).dp = perubahan total dari tekanan gas dalam bejana = perubahan parsial tekanan gas karena adanya perubahan volume gas pada proses isotermis + perubahan parsial tekanan gas karena adanya perubahan temperatur pada proses isokhoris.

(2).dV  = perubahan volume gas dan dT = perubahan temperatur gas.

(3).(∂p / ∂V)T = perubahan parsial tekanan gas karena adanya perubahan volume gas pada proses isotermis.

(4).(∂p / ∂T)V = perubahan parsial tekanan gas karena adanya perubahan temperatur pada proses isokhoris.
Makna fisis dari persamaan 1.9. (b) dan (c) dapat dijelaskan dengan cara yang sama. Indeks pada diferensial parsial menunjukkan prosesnya. Misalkan ada indeks p, maka perubahan parsial terjadi pada proses isobaris (proses tekanan tetap